Sara Bokker, seorang wanita Barat, asal Amerika Serikat, mantan
artis, aktivis feminis liberal, model, yang hidup layaknya seperti para
wanita Barat dalam gaya hidupnya, memeluk Islam setelah perjalanan
panjang mencari kebenaran. Sebelumnya sebuah artikel tulisannya “Aku lepaskan bikini untuk Niqab, akhirnya aku bebas” yang telah diterjemahkan dan dipublikasikan oleh tim arrahmah.com yang berjudul asli “Why i shed bikini for Niqab: The new symbol of women’s liberation”
yang sangat menyentuh dan menginspirasi, terkhusus bagi kaum hawa.
Berikut ini, adalah artikel lain yang ditulis oleh Sara yang berjudul
asli “How Sara Bokker Found Islam”, ditulis pada tahun 2008, berikut artikel ukhti Sara yang berhasil diterjemahkan oleh tim Muslimahzone.com, semoga dapat lebih menginspirasi muslimah pada khususnya dan masyarakat pada umumnya:
***
Bagaimana Sara Bokker menemukan Islam
Aku tumbuh di kota kecil di South Dakota, Amerika Serikat, yang aku
pernah berhubungan hanya dengan agama yang ada di berbagai denominasi
Kristen. Aku dan keluargaku kadang-kadang menghadiri gereja Lutheran,
didorong oleh ibuku, dan akhirnya aku membenarkan Lutheran. Aku percaya
Tuhan, tetapi aku tidak percaya pada semua “barang gereja”: bernyanyi,
menyembah gambar salib dan Yesus, dan memakan “tubuh dan darah Kristus”.
Hal itu hanya tidak masuk akal bagiku.
Sepanjang yang dapat ku ingat, sesuatu selalu hilang. Ada lubang di
hatiku, kesedihan yang besar ini dan kegelapan kesendirian yang merasuki
setiap sel dalam tubuhku, pikiran, dan jiwa. Tidak ada yang dapat
mengisi lubang itu, dan kesakitan tak kunjung pergi. Aku beralih ke
alkohol di usia yang sangat muda untuk mati rasa sedalam itu, menderita
sakit. Tetapi itu hanya sementara, dan ini bahkan selalu membuatku
merasa lebih buruk setelah kematian rasa itu.
Kejauhanku dari keluargaku dan setiap orang di sekitarku meningkat
seiring dengan pertumbuhanku. Aku memilki kemuakan dan kebencian
terhadap diriku sendiri, yang menyebabkanku menjadi benar-benar
mengerikan terhadap orangtua ku. Semua yang aku ingat, ingin melarikan
diri – melarikan diri dari “darimana aku dan siapa aku”. Bagaimanapun,
aku menyadari bahwa tidak peduli sekeras apapun aku mencoba, aku tidak
dapat melarikan diri dari “siapa aku”. Makanya, aku memutuskan untuk
melakukan apa yang dapat membuatku melarikan diri dari diriku sebelum
aku menghancurkan diriku.
Aku menjadi seorang budak dalam pandanganku. Aku telah termakan oleh ini semua.
Aku keluar dari tempat kuliahku dan meninggalkan South Dakota ke
Florida sendirian ketika aku berusia 19 tahun. Siap untuk membuat sebuah
permulaan yang baru di lingkungan baru yang menggairahkan, aku
menemukan sedikit kebahagiaan untuk sebuah periode singkat dari waktu.
Tetapi hal itu dangkal. Rasa sakit itu dan kesedihan, lubang di hatiku,
masih ada.
Aku telah menghabiskan bertahun-tahun untuk sesuatu yang dapat
menyembuhkan diriku. Aku beralih ke psikologi, pertolongan sendiri
dengan buku-buku dan rekaman dan latihan, semua yang benar-benar
membantuku dalam urusan yang besar. Beberapa pekerjaanku memungkinkakku
untuk mendapatkan beberapa uang dengan mudah, maka itu habis secepat
mendapatkannya, “terimakasih atas belanja dan pesta”.
Dengan tujuan untuk tetap bersama setiap orang, aku mengambil kartu
kredit – kartu kredit yang banyak – dan aku menemukan diriku tenggelam
lebih dalam dan lebih dalam lagi di dalam hutang, tetapi tidak begitu
peduli karena aku merasa hanya hidup untuk satu hari. Aku juga terjepit
dalam pandanganku. Ini menghabiskan banyak waktu dan uang untuk tampil
baik. Aku menjadi seorang budak dalam pandanganku. Aku telah termakan
oleh semua ini: Penata rambut, gym, mall, dsb. Setelah semua itu, aku
sebagaimana pandangaku, atau jadi apa yang aku pikirkan. Dan aku hanya
tahu aku akan bahagia jika setiap orang memandangku, jika aku
mendapatkan perhatian. Dan aku mendapatkan perhatian, tetapi aku benci!,
ini membuatku sengsara. Jadi apa yang dapat membuatku bahagia? Aku
masih mencarinya.
Aku menemukan cinta, dan itu membuatku sedikit bahagia. Kemudian aku
mulai melihat kea rah keagamaan, semua macam dan tipe keagamaan. Cukup
menarik, aku menemukan ada beberapa yang menjadi “kebenaran universal”
di banyak agama. Terlihat berbeda, tetapi intinya sama. Cintaku untuk
semua kemanusiaan dan kedamaian di dalam hatiku meningkat tajam seiring
pencarian dan pertumbuhan spiritualku. Aku menjadi sangat tertarik di
bidang “studi metafisika”, dan beberapa tipe mediasi Timur dan yoga. Aku
paling mengagumi hal-hal ini. Bagaimanapun, aku menginginkan lebih. Aku
ingin seseorang memberitahuku dengan tepat apa yang harus dilakukan dan
bagaimana untuk melakukannya. Aku butuh aturan dan struktur. Dan aku
tidak mendapatkan itu di fakta lapangan yang sangat liberal ini,
abstrak, dan bebas.
Akhirnya aku kembali ke perkuliahan, dan itu membuatku jauh lebih
baik tentang diriku. Aku mengembangkan keinginan besar pada hubungan
internasional dan setelah aku belajar kebenaran buruk tentang “Sejarah
Amerika” dan “Kebijakan Luar Negeri AS”, aku terkejut dengan semua
ketidakadilan ini, rasisme, dan penindasan. Itu menyakiti hatiku. Aku
telah sangat menyedihkan oleh penderitaan di dunia ini. Aku memutuskan,
aku harus melakukan sesuatu untuk ini.
Aku hanya terlalu keras kepala untuk mengajukan salah satu cara untuk
menjadi Muslim. Aku memulai jaringan dengan mendidik sekolah menengah
lokal dan mahasiswa tentang ketidakadilan di Timur Tengah, dan akhirnya
aku mulai mengorganisir para aktivis lokal untuk pergi ke Washington DC,
untuk memprotes perang yang akan datang di Irak. Selama proses ini, aku
berjumpa dengan seorang pria yang mengagumkan – seorang muslim – yang
juga melakukan hal yang sama. Aku tidak pernah melihat seseorang yang
telah mendedikasikan hidupnya untuk penyebab yang juga aku sangat
peduli – keadilan dan hak asasi manusia. Dia telah memulai
organiasinya, yang aku menjadi sukarelawan, karenanya aku dapat belajar
darinya dan membantu perjuangannya. Karena kami bekerja bersama, dia
berbagi kepadaku tentang sejarah Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa
salam, para sahabatnya, dan peradaban yang mengagumkan dari Islam –
satu-satunya contoh dari keadilan masyarakat di planet ini. Aku terkejut
mendengar sejarah-sejarah ini, karena aku tidak tahu apa-apa tentang
sejarah ini. Aku menjadi terpikat oleh Islam dan membaca banyak
tentangnya, akhirnya aku membaca Al Qur’an.
Aku menemukan di dalam Islam, kebenaran yang aku sedang cari.
Akhirnya semuanya masuk akal. Bagaimanapun, aku merealisasikan banyak
kesalahpahaman dan klise yang aku bahkan tidak menyadarinya.
Pertama-tama, aku tidak tertarik pada isu perempuan dan belum mengerti
mengapa mereka berpakaian sangat berbeda. Aku dengan tegas mengatakan,
“aku tidak akan pernah dapat berpakain seperti itu”, karena aku masih
mempunyai pikiran, “bagaimana aku terlihat adalah aku”. Maka jika
orang-orang tidak dapat melihat bagaimana aku, maka aku bahkan tidak
akan pernah ada. Juga, bagaimana tentang “perempuan yang tinggal di
rumah dan hanya memperhatikan anak-anak dan perkerjaan rumahtangga dan
mendengarkan suaminya?” , ini terlalu banyak bagiku! Tidak ada jalan
yang aku dapat mengerti mengapa seorang perempuan harus tinggal di
rumah. Siapa dia jika dia tidak ada “diluar sana” mendaki jalanya untuk
“kaca-kaca langit”? Dan mengapa dia harus mematuhi suaminya?
Aku menemukan jawaban yang indah dari pertanyaan-pertanyaan ini, yang
sangat logis dan luar biasa fungsional. Kalian lihat, Islam bukan
sekedar “sebuah agama”. Islam adalah sebuah jalan sempurna di dalam
kehidupan. Di dalamnya, kalian memiliki petunjuk dan jawaban-jawaban
bahkan untuk hal yang paling kecil, seperti bagaimana makan dan tidur.
Ini mengagumkan!
Bagaimanapun, aku masih tidak berkeinginan untuk masuk Islam. Itu
terlihat terlalu dini bagiku, terlalu banyak pertanggungjawaban dan aku
terlalu keras kepala untuk mengajukan cara bagaimana seharusnya untuk
menjadi seorang Muslim. Kemudian pada malam yang dingin di Januari 2003,
aku sedang berada di dalam bis kembali dari demonstrasi anti-perang di
Washington DC, aku berada dipersimpangan jalan hidupku. Aku benci
pekerjaanku dan baru saja meninggalkan suamiku karena kita telah hidup
terpisah. Aku telah cukup mengorganisir orang-orang anti-perang. Aku
berkata kepada diri sendiri, “apa yang dapat aku lakukan? Apa yang dapat
aku lakukan? Aku hanya ingin menjadi seseorang yang baik dan membuat
dunia menjadi tempat yang lebih baik. Tetapi bagaimana? Apa yang harus
aku lakukan?”, Tiba-tiba, jawabannnya datang kepadaku: Menjadi Muslim.
Itu saja! Sebuah selimut perdamaian memelukku. Aku merasa begitu tenang
dan yakin dan penuh dengan kebahagiaan. Tiba-tiba aku mempunyai sebuah
tujuan hidup, sebuah alasan untuk ada.
Hidup tetaplah hidup: ini tidak mudah, tetapi sekarang aku memiliki buku panduan.
Seminggu kemudian, aku mengucapkan dua kalimat Syahadat di depan
publik di sebuah pelataran untuk Masjid baru. Segera setelah aku
mengucapkannya, dua pelangi terlihat di langit! Setiap orang yang
menyaksikannya sangat terharu dan semua muslimah berdatangan setelah itu
memelukku. Aku menangis dari sukacita yang sangat banyak, karena
kebanyakan orang disana, bahagia karena memiliki ku di Ummat ini.
Hari berikutnya, bersemangat untuk menunjukkan kepada dunia, aku seorang Muslim!
Aku pergi ke tempat toko lokal Timur Tengah dimana mereka menjual
hijab-hijab yang cantik dan pakaian yang sesuai dengan persyaratan
pakaian Muslim. Aku membeli banyak gaun (jilbab) dan kerudung, dan sejak
hari itu, aku berpakaian dengan benar. Ahhhhh…akhirnya bebas! Aku telah
merusak belenggu fashion dan perbudakan fisik yang diberlakukan oleh
masyarakat dangkal. Sejujurnya, aku merasa seperti sebuah beban berat
telah terangkat dari pundakku. Aku tidak lagi merasa tertekan untuk
berpakaian dan terlihat lebih baik. Akhirnya aku menghargai diriku
sendiri dan tidak ada lagi dasar pada penghargaan diriku atas perhatian
berdasarkan reaksi dan perhatian orang lain. Ketika banyak yang
memandangku dengan pandangan aneh – beberapa dengan rasa kasihan,
beberapa dengan rasa marah, dan beberapa dengan rasa penasaran – aku
telah mendapatkan penghargaan yang lebih baik dari sebelumnya.
Alhamdulillah, seorang pria yang mengagumkan yang mengenalkanku
kepada Islam menikahiku, tepatnya setelah satu bulan aku menjadi Muslim.
Sejak itu, kami melanjutkan pekerjaan kami bersama-sama melawan
ketidakadilan di seluruh dunia. Kami telah bepergian ke seluruh Timur
Tengah dan hijrah dari Amerika ke Mesir untuk bersama ibu suamiku dan
tinggal di lingkungan yang Islami. Alhamdulillah, aku diberkahi dengan
sebuah keluarga yang indah, selain itu, keluarga yang lebih besar –
Ummat islam – aku dapatkan sejak aku menjadi seorang Muslim.
Hidup tetaplah hidup: ini tidak mudah, tetapi sekarang aku mempunyai
buku panduan, sebuah struktur, sebuah fondasi. Hati ku telah lengkap.
Kesedihan dan kesendirian telah pergi. Sekarang aku merasa, aku adalah
bagian. Aku adalah seseorang. Dan aku di rumah, setidaknya untuk saat
ini, di dalam milidetik ini yang kita katakan (kehidupan duniawi),
hingga aku sampai di akhir, di rumah abadi di akhirat, insya Allah dekat
dengan yang Tercinta, Penciptaku, Tuhan Semesta alam, yakni Allah yang
Maha Suci dan Maha Agung.
Sara Bokker
Sara Bokker adalah seorang mantan artis, model di Amerika
Serikat, instruktur fitness, dan aktivis. Saat ini Sara adalah seorang
direktur komunikasi di The March for Justice, seorang co-founder The
Global Sisters Network. Dan produser terkenal Shock & Awe Gallery©.
Sara bias dihubungi di srae@marchforjustice.com.
***
0 comments:
Posting Komentar