Segala
 puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada 
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikut beliau 
yang selalu tekun mengikuti jalan petunjuk-Nya.
Kita semua pasti pernah membaca pesan Rasulullah yang melarang 
umatnya menggunakan piring emas dan gelas emas di dunia ini. Kekuatan, 
kekayaan, kekuasaan dan kelebihan-kelebihan yang Allah berikan pada umat
 manusia memiliki dua kemungkinan. Bila digunakan untuk hal-hal yang 
baik maka kebaikannya akan luar biasa hasilnya hingga besar juga 
pahalanya, sebaliknya bila digunakan untuk keburukan, maka juga luar 
biasa rusaknya dan juga siksa yang bakal diterima.
Banyak contoh-contoh kesalahan fatal yang diakibatkan oleh suasana 
kemegahan dan kemewahan yang semuanya disebabkan akan lemahnya aqal dan 
jiwa manusia dalam menerima suasana kemegahan dan kemewahan, misalnya 
dalam firman Allah yang artinya;
.
.
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, (QS. 102:1) 
sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS. 102:2)
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), (QS. 102:3)
dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. (QS. 102:4)
Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, (QS. 102:5)
niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam, (QS. 102:6)
dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yakin, (QS. 102:7)
kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu ). (QS. 102:8)
sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS. 102:2)
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), (QS. 102:3)
dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. (QS. 102:4)
Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, (QS. 102:5)
niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam, (QS. 102:6)
dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yakin, (QS. 102:7)
kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu ). (QS. 102:8)
.
Orang-orang yang Kuat,Kaya, Berkuasa bila semuanya itu digunakan untuk hal-hal yang sholih dan baik, maka memungkinkan pelakunya masuk surga yang tinggi dan utama. Namun bila digunakan pada jalan yang salah, maka akan menjerumuskan pelakunya kepada siksa neraka yang menyusahkan dan menghinakan.
Orang-orang yang Kuat,Kaya, Berkuasa bila semuanya itu digunakan untuk hal-hal yang sholih dan baik, maka memungkinkan pelakunya masuk surga yang tinggi dan utama. Namun bila digunakan pada jalan yang salah, maka akan menjerumuskan pelakunya kepada siksa neraka yang menyusahkan dan menghinakan.
Segala puji Allah Dialah Tuhan yang Maha Adil. Salah satu bahaya 
besar bagi orang yang suka hidup megah dan mewah adalah penyakit hati 
yaitu menjadi mudah melalaikan kehidupan akherat dan mudah melalaikan 
jasa-jasa Allah kepada mereka. Hatinya sering tertabir dari meyakini 
akan kebenaran adanya kehidupan setelah mati yaitu adanya kehidupan di 
akherat. Kesibukan dunia telah membutakan hati nurninya sehingga 
mengabaikan akan kebenaran adanya kehidupan akhirat.
Allah menjelaskan beberapa kecenderungan bagi orang yang suka hidup 
dalam kemewahan dan kemegahan, apalagi bagi mereka yang tidak memiliki 
pemahaman keimanan dan ketaqwaan, mereka biasanya memiliki 
kebiasaan-kebiasaan buruk diantaranya adalah sebagai berikut;
.
.
1. Suka berbuat zalim, memperturutkan hawa nafsu 
.
Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. (QS. 11:116)
.
Dalam tatanan masyarakat yang sudah mengutamakan kemegahan dan kemewahan secara sunatullah akan memiliki potensi untuk mengabaikan jalan-jalan yang menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan. Jalan keimanan dan ketaqwaan dalam diri manusia dapat tumbuh subur dalam jiwa yang memegang teguh jalan hidup tengah-tengah, dan tidak melampaui batas. Ketiadaan iman mengakibatkan hati manusia dirongrong oleh bisikan-bisikan syaitan yang mengajak kepada kesombongan dan melampaui batas.
Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. (QS. 11:116)
.
Dalam tatanan masyarakat yang sudah mengutamakan kemegahan dan kemewahan secara sunatullah akan memiliki potensi untuk mengabaikan jalan-jalan yang menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan. Jalan keimanan dan ketaqwaan dalam diri manusia dapat tumbuh subur dalam jiwa yang memegang teguh jalan hidup tengah-tengah, dan tidak melampaui batas. Ketiadaan iman mengakibatkan hati manusia dirongrong oleh bisikan-bisikan syaitan yang mengajak kepada kesombongan dan melampaui batas.
Orang-orang yang sudah tenggelam dalam kemegahan dan kemewahan 
biasanya proses amar ma’ruf dan nahi mungkar nmenjadi sangat minim, 
mereka begitu mudah melupakan jasa-jasa Allah yang telah memeberikan 
kesempatan hidup di dunia kepada mereka. Sehingga 
penyimpangan-penyimpangan semakin mudah terjadi dalam segala sudut 
kehidupan.
.
.
2. Mempunyai potensi merusak diri dan lingkungannya, baik dalam masyarakat, bangsa, atau merusak tatanan seluruh dunia. 
.
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (suatu mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS. 17:16)
.
Penyebaran budaya memperturutkan hawa nafsu yang dilakukan oleh orang-orang kaya dan orang ahli kemewahan, akan menumbuhkan budaya kesesatan yang merembes ke segala arah, bahkan akan merembes kepada orang-orang miskin yang seharusnya mereka itu banyak mendekat dan beribadah pada Allah.
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (suatu mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS. 17:16)
.
Penyebaran budaya memperturutkan hawa nafsu yang dilakukan oleh orang-orang kaya dan orang ahli kemewahan, akan menumbuhkan budaya kesesatan yang merembes ke segala arah, bahkan akan merembes kepada orang-orang miskin yang seharusnya mereka itu banyak mendekat dan beribadah pada Allah.
Banyak orang-orang miskin yang bodoh tertulari oleh adat kebiasaan 
sesat yang telah dilakukan oleh orang-orang ahli kemewahan, sehingga 
tatanan keteraturan bermasyarakat menjadi porak poranda. Rusaklah 
masyarakat itu dan hancurlah keteraturan-keteraturan tatanan jiwa dan 
tatanan moral mulia yang ada pada mereka .
.
.
3. Meremehkan para Nabi, Rasul dan orang Shalih 
.
Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: “(Orang) ini tidak lain hanyalah
manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum”. (QS. 23:33)
Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: “(Orang) ini tidak lain hanyalah
manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum”. (QS. 23:33)
Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang 
pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri 
itu berkata: “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk 
menyampaikannya”. (QS. 34:34) 
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang
 pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang 
hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami mendapati 
bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah 
pengikut jejak-jejak mereka”. (QS. 43:23) 
.
Orang-orang yang hidup dalam kemegahan dan kemewahan memiliki penyakit kronis yang sangat-sangat kronis, yaitu menyangkal akan hukum-hukum Umiversal yang Allah jelaskan kepada mereka lewat para Nabi dan Rasul-Nya, dan menyangkal akan aturan-aturan Allah. Hal yang demikian disebabkan karena hati nurani mereka telah tertutup dengan dosa dan kesesatan yang bertumpuk-tumpuk.
.
Orang-orang yang hidup dalam kemegahan dan kemewahan memiliki penyakit kronis yang sangat-sangat kronis, yaitu menyangkal akan hukum-hukum Umiversal yang Allah jelaskan kepada mereka lewat para Nabi dan Rasul-Nya, dan menyangkal akan aturan-aturan Allah. Hal yang demikian disebabkan karena hati nurani mereka telah tertutup dengan dosa dan kesesatan yang bertumpuk-tumpuk.
Kedatangan orang-orang Sholih yang mengingatkan akan pentingnya 
kembali kepada mentaati Allah sering dianggab sebagai perbuatan yang 
mengada-ada. Karena kemewahan yang telah mereka nikmati telah menjadikan
 mereka merasa serba cukup dan tidak butuh kepada bimbingan dan 
perlindungan Allah.
.
4. Memiliki kecintaan kepada dunia yang berlebihan
4. Memiliki kecintaan kepada dunia yang berlebihan
.
bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah. (QS. 74:10)
Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian. (QS. 74:11)
Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak, (QS. 74:12)
dan anak-anak yang selalu bersama dia, (QS. 74:13)
dan Ku-lapangkan baginya (rezki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya, (QS. 74:14)
kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya. (QS. 74:15)
Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (al-Qur’an). (QS. 74:16)
Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata:”Tuhanku telah memuliakanku”. (QS. 89:15)
Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata:”Tuhanku menghinakanku”. (QS. 89:16)
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, (QS. 89:17)
dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, (QS. 89:18)
dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil), (QS. 89:19)
dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. (QS. 89:20)
bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah. (QS. 74:10)
Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian. (QS. 74:11)
Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak, (QS. 74:12)
dan anak-anak yang selalu bersama dia, (QS. 74:13)
dan Ku-lapangkan baginya (rezki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya, (QS. 74:14)
kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya. (QS. 74:15)
Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (al-Qur’an). (QS. 74:16)
Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata:”Tuhanku telah memuliakanku”. (QS. 89:15)
Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata:”Tuhanku menghinakanku”. (QS. 89:16)
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, (QS. 89:17)
dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, (QS. 89:18)
dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil), (QS. 89:19)
dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. (QS. 89:20)
.
Keberhasilan demi keberhasilan yang tidak dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan sering menjadi pemicu munculnya kesombongan hati. Hati orang yang tidak beriman mudah sekali dimasuki oleh syaitan. Sehingga syaitan sangat mudah membujuk dan membisikkan hal-hal yang memunculkan sifat-sifat dan karakter perilaku jahat dan buruk.
Keberhasilan demi keberhasilan yang tidak dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan sering menjadi pemicu munculnya kesombongan hati. Hati orang yang tidak beriman mudah sekali dimasuki oleh syaitan. Sehingga syaitan sangat mudah membujuk dan membisikkan hal-hal yang memunculkan sifat-sifat dan karakter perilaku jahat dan buruk.
Hati yang melupakan Allah, sering mengembalikan keberhasilan yang 
telah digapai dikembalikan kepada kepintaran diri, hasil kerja keras 
diri, kecerdikan atau rasa hebat atas kemampuannya untuk meraih 
kesempatan emas, dst..dst, dan lupa sama sekali bahwa mereka itu hidup 
di bumi Allah dan hidup dengan tubuh dan nyawa yang diberikan oleh Allah
 pada mereka.
Buruknya frekwensi dan kwalitas ibadah mereka kepada Allah, maka 
kemudian tumbuhlan kecintaan hawa nafsu yang berlebih-lebihan yang tidak
 ada lain adalah kecintaan kepada kesenangan kehidupan dunia.
.
5. Allah amat benci dengan perilaku mereka
5. Allah amat benci dengan perilaku mereka
.
Hingga apabila Kami timpakan azab, kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka, dengan serta merta mereka memekik minta tolong. (QS. 23:64)
Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. (QS. 73:11)
Hingga apabila Kami timpakan azab, kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka, dengan serta merta mereka memekik minta tolong. (QS. 23:64)
Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. (QS. 73:11)
Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. (QS. 56:41) 
Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang panas yang mendidih, (QS. 56:42)
dan dalam naungan asap yang hitam. (QS. 56:43)
Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. (QS. 56:44)
Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah. (QS. 56:45)
Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa yang besar. (QS. 56:46)
Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang panas yang mendidih, (QS. 56:42)
dan dalam naungan asap yang hitam. (QS. 56:43)
Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. (QS. 56:44)
Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah. (QS. 56:45)
Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa yang besar. (QS. 56:46)
.
Bahaya besar menghadang bagi tiap orang-orang ahli kemegahan dan kemewahan adalah kebinasaan. Manusia haruslah tau diri, untuk apa dia dihidupkan, dan bagaimana menempuh kehidupan yang diridhio oleh Allah SWT. Bila manusia sudah menyimpang dari jalan itu maka kecenderunganya adalah manusia akan melampaui batas dan suka berbuat kerusakan.
Bahaya besar menghadang bagi tiap orang-orang ahli kemegahan dan kemewahan adalah kebinasaan. Manusia haruslah tau diri, untuk apa dia dihidupkan, dan bagaimana menempuh kehidupan yang diridhio oleh Allah SWT. Bila manusia sudah menyimpang dari jalan itu maka kecenderunganya adalah manusia akan melampaui batas dan suka berbuat kerusakan.
Bila Allah mendatangkan adzab kepada manusia-manusia ahli kemegahan 
dan kemewahan yang sombong dan jahat, hal tersebut adalah sudah 
semestinya, karena mereka sudah menjadi manusia yang sombong dan 
manusia-manusia perusak, padahal Allah tidak menyukai perbuatan sombong 
dan perbuatan merusak. Sehingga Demikian keadilan Allah SWT.
.
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah, dan jika ada kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipat gandakan dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. (QS. 4:40)
.
Manusia diciptakan oleh Allah untuk selalu mengabdi kepada-Nya dan berbuat kebaikan diantara mereka, bila manusia sudah tidak mau mengabdi kepada Allah dan telah merajalela diantara mereka kejahatan, sehingga memang sudah layak kehidupan tersebuat diwariskan kepada generasi yang tidak demikian.
.
.
.
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah, dan jika ada kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipat gandakan dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. (QS. 4:40)
.
Manusia diciptakan oleh Allah untuk selalu mengabdi kepada-Nya dan berbuat kebaikan diantara mereka, bila manusia sudah tidak mau mengabdi kepada Allah dan telah merajalela diantara mereka kejahatan, sehingga memang sudah layak kehidupan tersebuat diwariskan kepada generasi yang tidak demikian.
.
.
Hati-Hati dengan Fenomena Akhir Zaman yang Muncul di Sekitar kita 
.
Kehidupan zaman modern biasanya memiliki arah kehidupan menuju serba megah dan serba mewah. Manusia berbondong-bondong untuk menjadi bagian industrialisasi yang kadang-kadang memiliki arah yang salah. Tidak untuk bersyukur kepada Allah SWT, untuk mempersiapkan kehidupan sejahtera di dunia dan di akherat, tetapi manusia bersusah payah membangun system kehidupan yang serba sibuk untuk mewujudkan kenyamanan, kenikmatan, kemudahan di dunia semata. Manusia menjadi bagian mesin-mesin produksi dan menghasilkan berbagai perangkat yang menjadikan manusia nyaman dalam kehidupan dunia.
.
Kehidupan zaman modern biasanya memiliki arah kehidupan menuju serba megah dan serba mewah. Manusia berbondong-bondong untuk menjadi bagian industrialisasi yang kadang-kadang memiliki arah yang salah. Tidak untuk bersyukur kepada Allah SWT, untuk mempersiapkan kehidupan sejahtera di dunia dan di akherat, tetapi manusia bersusah payah membangun system kehidupan yang serba sibuk untuk mewujudkan kenyamanan, kenikmatan, kemudahan di dunia semata. Manusia menjadi bagian mesin-mesin produksi dan menghasilkan berbagai perangkat yang menjadikan manusia nyaman dalam kehidupan dunia.
Manusia yang sangat sibuk dengan sekedar menikmati dan memuaskan 
kehidupan dunia dengan berbagai keindahannya, dan mengabaikan akan 
tujuan hidup yang sebenarnya serta melupakan kehidupan akherat atau 
tidak memiliki pandangan kehidupan di akherat cenderung mengabaikan 
aturan-aturan Allah dan lupa akan batas-batas kemampuan diri, kemampuan 
alam lingkungan. Dan melupakan kehendak Allah tentang keberadaan mereka 
di muka bumi. Allah memeperingatkan umat manusia lewat Al-Qur’an yang 
artinya;
.
.
Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu dan takutilah 
suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong 
anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya 
sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah 
sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu
 (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah”. (QS. 31:33) 
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa 
nafsunya sebagai ilahnya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan 
ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan 
meletakkan tutupan atas penglihatannya Maka siapakah yang akan 
memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa 
kamu tidak mengambil pelajaran (QS. 45:23) 
Dan mereka berkata:”Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (QS. 45:24)
Dan mereka berkata:”Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (QS. 45:24)
Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada 
negeri akhirat benar-benar menyimpang dari jalan (yang lurus). (QS. 
23:74) 
.
Kesibukan dunia dapat memperdayakan manusia lupa pada tugas utamanya berbakti untuk kepada Allah, dan akhirnya tertipu dan lalai serta terlena akan persiapan mencapai kebahagiaan kehidupannya di akherat. Apalagi bila aktifitas duniawinya banyak diwarnai memperturutkan hawanafsu, kesenangan syahwati, maka akan semakin menutup kepekaan hati sucinya yang sebenarnya menuntun arah perjalanan untuk taat kepada Allah.
Kesibukan dunia dapat memperdayakan manusia lupa pada tugas utamanya berbakti untuk kepada Allah, dan akhirnya tertipu dan lalai serta terlena akan persiapan mencapai kebahagiaan kehidupannya di akherat. Apalagi bila aktifitas duniawinya banyak diwarnai memperturutkan hawanafsu, kesenangan syahwati, maka akan semakin menutup kepekaan hati sucinya yang sebenarnya menuntun arah perjalanan untuk taat kepada Allah.
Orang yang hatinya semakin tertutup dengan pemuasan hawanafsu, maka 
akan berakibat pada melupakan Allah dan kehidupan hari akhir. Maka 
berikutnya akan jatuh dalam hidup yang penuh kefasikan (perintah Allah 
tidak dijalankan, dan larangan Allah sering dilanggar).
Dan keadaan demikian sering terjadi diawali pada orang-orang kuat, 
orang-orang kaya yang terwujud dalam aktifitas keseharian dengan suasana
 hidup megah dan mewah. Kemewahan dan kemegahan akan membawa manusia 
semakin tersesat dan tertutup hatinya dari ingat kepada Allah dan hari 
akhir.
Maka bila suasana hidup megah dan mewah telah merajalela, hidup 
dengan melupakan kepada Allah dan hari akhir merajalela, manusia menjadi
 hidup tanpa aturan dan kendali. Sehingga segala rambu-rambu peraturan 
yang mereka buat untuk ditaati sering diterjang dilanggar dan disiasati.
Semakin sibuk dunia, semakin kaya harta, semakin tinggi kekuasaan, 
tanpa ingat akan tugas hidup dan tujuan hidup yang hakiki maka akan 
berlanjut pada meningkatnya kerakusan, maka berikutnya akan terjadi 
tindakan sewenang-wenang pada segala sisi kehidupan dan tumbuhlahlah 
lebih jauh sifat-sifat rakus yang membara.
Bila kerakusan tidak dikendalikan dengan kesadaran ilmu dan kearifan,
 aktifitas berikutnya adalah aktifitas merusak. Merusak sisi 
sosial,merusak sisi ekonomi, merusak sisi hukum, merusak tatanan 
lingkungan alam, merusak lingkungan tatanan akhlaq dan seterusnya.
Bila orang-orang kuat, orang-orang kaya melakukan pelanggaran, maka 
akan timbul tingkat kerusakan yang sangat besar, bila itu adalah suatu 
Negara, maka rusaklah Negara itu. Bila itu suatu bangsa, maka akan rusak
 dan binasalah bangsa itu. Allah menyadarkan kepada kita dengan sebuah 
ayat yang artinya
.
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman di bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir. (QS. 10:24)
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman di bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir. (QS. 10:24)
.
Korupsi dan sejenisnya adalah salah satu dari akibat buruk yang ditimbulkan oleh kecintaan umat manusia untuk hidup mewah dan hidup megah. Walaupun dengan produktifitas terbatas manusia ingin segera mencapai dan menikmati hidup mewah dan megah, maka menipu, memanipulasi, korupsi menjadi jalan pintas untuk mewujudkan angan-angannya.
Korupsi dan sejenisnya adalah salah satu dari akibat buruk yang ditimbulkan oleh kecintaan umat manusia untuk hidup mewah dan hidup megah. Walaupun dengan produktifitas terbatas manusia ingin segera mencapai dan menikmati hidup mewah dan megah, maka menipu, memanipulasi, korupsi menjadi jalan pintas untuk mewujudkan angan-angannya.
Dan bila seluruh manusia sudah melupakan Allah dan melupakan 
kehidupan akherat, maka siapapun mereka, eselon yang manapun, akan 
menjadikan korupsi sebagai jalan hidup yang lapang. Sehingga 
kelihatannya manusia bisa bersenang-senang dan bermewah-mewah, tetapi 
tanpa disadari akan membebani mereka dengan beban pikulan hutang yang 
bertumpuk-tumpuk.
Kalau itu untuk seorang pribadi maka jalan akhirnya mungkin dengan 
masuk penjara. Namun bila itu diperbuat oleh suatu bangsa, maka kepada 
siapakah persoalan hutang itu akan dipikulkan ?. Tentu kepada anak cucu 
dan kepada seluruh elemen bangsa. Manusia yang tidak menikmati 
korupsipun akhirnya harus ikut menanggung susahnya. Dan tentu dosa dan 
salahnya akan dirasakan oleh pelakunya baik di dunia dan di akherat 
kelak (na’udzubillah).
Jalan pintas meningalkan kebiasaan buruk tersebut tidak ada jalan 
lain kecuali dengan mengembalikan manusia untuk selalu menekuni tugas 
utama yaitu selalu betasbih mengagungkan Allah, hidup suci dan ingat 
akan kehidupan akherat yang lebih mulia dan lebih kekal.
Sadarlah wahai insan manusia, bahwa Allah itu Maha Kaya dan Maha 
Perkasa, bila Allah berkehendak menjadikan semua manusia kaya sebenarnya
 bisa, Namun Allah menjadikan hidup di muka bumi ini bukan untuk itu. 
Tetapi Allah menuntun manusia hidup di dunia dan akherat memiliki tujuan
 agar manusia melihat tanda-tanda keagungan Allah dan kemudian untuk 
selalu beribadah kepada-Nya. Allah menguji makhluq manusia tentang Iman 
dan Taqwanya. Begitulah tujuan Allah menciptakan kehidupan di seluruh 
rentang zaman kehidupan dunia hingga akhir zaman.
Lihatlah alam raya yang belum kita jelajahi, pasti Allah Tuhan 
semesta Alam lebih kaya dari yang kita bayangkan. Bila kita pernah 
melintas dalam hidup di dunia ini, hati-hatilah bila kita termasuk orang
 yang menyenagi kemegahan dan kemewahan, lihatlah, masihkan iman kita 
subur dengan keadaan itu ???, Masihkan kita rajin beribadah kepadanya 
dengan tekun ???? Mari kita ingat kembali firman-Nya yang artinya
.
.
Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu 
dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata:”Tuhanku 
telah memuliakanku”. (QS. 89:15) 
Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata:”Tuhanku menghinakanku”. (QS. 89:16)
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, (QS. 89:17)
dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, (QS. 89:18)
dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil), (QS. 89:19)
Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata:”Tuhanku menghinakanku”. (QS. 89:16)
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, (QS. 89:17)
dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, (QS. 89:18)
dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil), (QS. 89:19)
.
Bahwa Allah telah melebihkan dengan kekuatan, kekuasaan dan harta itu adalah untuk menyantuni orang-orang miskin, untuk mengangkat mereka keluar dari kemiskinan ke pada kehidupan yang berkecukupan.
Bahwa Allah telah melebihkan dengan kekuatan, kekuasaan dan harta itu adalah untuk menyantuni orang-orang miskin, untuk mengangkat mereka keluar dari kemiskinan ke pada kehidupan yang berkecukupan.
Orang-orang kuat dan kaya 
perlu dengan ikhlash mengharap ridho Allah dan penuh pengorbanan untuk 
bersemangat membangun dunia pengajaran dan pendidikan yang menghasilkan 
generasi yang beriman, bertaqwa yang memiliki kecerdikan dan kecerdasan 
dalam menangani segala problematika kehidupan di dunia. Yang semuanya 
itu semuanya digunakan untuk bersyukur dan bertasbih mengagungkan Allah 
SWT. 
Orang kuat dan orang kaya 
perlu menjadi pelopor bangkitnya roda perekonomi dan industri yang dapat
 memenuhi kesejahteraan masyarakat, bangsa dan bahkan untuk seluruh umat
 manusia sedunia. Tidak malah dikorupsi dan dipersiapkan untuk 
anak-anaknya sendiri dan cucu-cucunya sendiri tujuh turunan yang 
ternyata mereka hidupnya malah menyimpang dari jalan Allah.
Semoga Allah memberikan pencerahan kepada bangsa ini. Dan Allah 
menyadarkan kita tentang tujuan Allah menghidupkan kita baik di dunia 
dan akherat. Amien. Wallahu a’lam
 
 
 
 
 
 

0 comments:
Posting Komentar