Ketika sedang menyusuri
perkampungan, Jimmie, tepatnya di daerah persawahan, orang Inggris itu
kehausan dan tidak jauh dari tempatnya terdapat seorang petani yang
sedang mengerjakan sawahnya. Si Inggris itu tanya apakah punya minuman?
“Iya, Tuan, ada.”
“Boleh saya meminta air minumnya?”
“Oh silakan Tuan.”
Dari tempat minum semacam kendi yang terbuat dari tembikar petani itu memberikan air minum. Dan dengan beberapa teguk hilanglah dahaganya dan basah kerongkongannya. Setelah berbincang-bincang ke sana-sini si Inggris itu pamitan pergi. Petani meneruskan pekerjaannya dan meletakkan kendinya pada tempatnya.
Selang beberapa tahun kemudian orang Inggris itu mengadakan perjalanan ke daerah serupa. Dan seperti sebelumnya ia kali juga merasa kehausan. Dari kejauhan ia melihat seorang petani
Serta merta ia dekati orang itu dan ternyata bukan orang pertama yang pernah ditemuinya. Dia pun menanyakan air minum dan orang itu punya. Diberikannya sebuah kendi tembikar dan ia meminumnya. Setelah berkenalan dan berbincang-bincang, Inggris itu pamitan dan pergi. Namun alangkah terkejutnya dia ketika setelah beberapa meter ia meninggalkan orang, si petani itu memecahkan kendi itu.
Prang… praaang…
Kaget sekali orang Inggris itu, tapi tidak berani bertanya atau berkomentar. Kejadian itu mengusik pikirannya. Setelah berada di kota ia tanyakan kejadian itu kepada kawannya orang India. Sambil senyum kawannya menjawab,
“Oh, orang itu bukannya marah, tuan.”
“Lantas kenapa ia pecahkan kendi itu?” katanya penuh selidik.
“Orang pertama yang Anda temui itu adalah Muslim, sedang kedua Hindu.”
“Apa hubungannya peristiwa membanting kendi dengan agama seseorang Tuan?” katanya tambah penasaran.
“Bagi seorang Muslim, dia bisa berinteraksi dan memberi makan dan minum kepada siapa saja, walaupun ia bukan seagama. Sedangkan orang Hindu, tidak boleh orang yang beda agama makan dan minum dari tempat dan bejananya. Makanya ia pecahkan kendi itu.”
Si Inggris itu nampak puas mendapatkan jawaban atas teka-teki itu. Namun di balik itu ada sesuatu yang kini mengusik benaknya.
Islam, ya agama Islam. Kenapa agama Islam berbeda dengan agama Hindu? Selama ini ia berpikir semua agama sama. Kenapa Islam tidak membeda-bedakan interaksi walaupun dengan orang yang tidak seagamanya dengannya.
Ya, begitulah Islam. Islam tidak membeda-bedakan muamalah dengan siapa saja. Karena Islam adalah agama rahmat. Tidak hanya bagi Muslim, namun juga bagi non-muslim, bahkan bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sungguh bertolak belakang dengan apa yang dituduhkan oleh sebagian orang. Sekarang ini Islam sedang mengalami pencitraan buruk. Berbagai lebel negatif dialamatkan kepadanya. Terorisme, radikalisme, ekstrimisme, kolot, dll. Padahal kita tahu bagaimana Nabi kita berbuat baik kepada siapa saja. Kepada musuh sekalipun. Beliau pernah berkali-kali ‘nyuapin’ makan seorang Yahudi miskin.
Ya. Keindahan interaksi dalam Islam itu lalu menarik perhatian orang Inggris itu. Yang kemudian mendorongnya untuk ingin tahu lebih banyak lagi tentang agama kita. Dan Allah pun memberikan hidayah-Nya dan ia masuk Islam.
Dah Jimmie ya, semoga bermanfaat.
“Iya, Tuan, ada.”
“Boleh saya meminta air minumnya?”
“Oh silakan Tuan.”
Dari tempat minum semacam kendi yang terbuat dari tembikar petani itu memberikan air minum. Dan dengan beberapa teguk hilanglah dahaganya dan basah kerongkongannya. Setelah berbincang-bincang ke sana-sini si Inggris itu pamitan pergi. Petani meneruskan pekerjaannya dan meletakkan kendinya pada tempatnya.
Selang beberapa tahun kemudian orang Inggris itu mengadakan perjalanan ke daerah serupa. Dan seperti sebelumnya ia kali juga merasa kehausan. Dari kejauhan ia melihat seorang petani
Serta merta ia dekati orang itu dan ternyata bukan orang pertama yang pernah ditemuinya. Dia pun menanyakan air minum dan orang itu punya. Diberikannya sebuah kendi tembikar dan ia meminumnya. Setelah berkenalan dan berbincang-bincang, Inggris itu pamitan dan pergi. Namun alangkah terkejutnya dia ketika setelah beberapa meter ia meninggalkan orang, si petani itu memecahkan kendi itu.
Prang… praaang…
Kaget sekali orang Inggris itu, tapi tidak berani bertanya atau berkomentar. Kejadian itu mengusik pikirannya. Setelah berada di kota ia tanyakan kejadian itu kepada kawannya orang India. Sambil senyum kawannya menjawab,
“Oh, orang itu bukannya marah, tuan.”
“Lantas kenapa ia pecahkan kendi itu?” katanya penuh selidik.
“Orang pertama yang Anda temui itu adalah Muslim, sedang kedua Hindu.”
“Apa hubungannya peristiwa membanting kendi dengan agama seseorang Tuan?” katanya tambah penasaran.
“Bagi seorang Muslim, dia bisa berinteraksi dan memberi makan dan minum kepada siapa saja, walaupun ia bukan seagama. Sedangkan orang Hindu, tidak boleh orang yang beda agama makan dan minum dari tempat dan bejananya. Makanya ia pecahkan kendi itu.”
Si Inggris itu nampak puas mendapatkan jawaban atas teka-teki itu. Namun di balik itu ada sesuatu yang kini mengusik benaknya.
Islam, ya agama Islam. Kenapa agama Islam berbeda dengan agama Hindu? Selama ini ia berpikir semua agama sama. Kenapa Islam tidak membeda-bedakan interaksi walaupun dengan orang yang tidak seagamanya dengannya.
Ya, begitulah Islam. Islam tidak membeda-bedakan muamalah dengan siapa saja. Karena Islam adalah agama rahmat. Tidak hanya bagi Muslim, namun juga bagi non-muslim, bahkan bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sungguh bertolak belakang dengan apa yang dituduhkan oleh sebagian orang. Sekarang ini Islam sedang mengalami pencitraan buruk. Berbagai lebel negatif dialamatkan kepadanya. Terorisme, radikalisme, ekstrimisme, kolot, dll. Padahal kita tahu bagaimana Nabi kita berbuat baik kepada siapa saja. Kepada musuh sekalipun. Beliau pernah berkali-kali ‘nyuapin’ makan seorang Yahudi miskin.
Ya. Keindahan interaksi dalam Islam itu lalu menarik perhatian orang Inggris itu. Yang kemudian mendorongnya untuk ingin tahu lebih banyak lagi tentang agama kita. Dan Allah pun memberikan hidayah-Nya dan ia masuk Islam.
Dah Jimmie ya, semoga bermanfaat.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18858/kenapa-kendi-itu-dibanting/#ixzz1srKyBc9n
0 comments:
Posting Komentar