LENYAPKAN KEBURUKAN DENGAN KEBAIKAN

Dia tidak mau shalat, lantaran masih suka berjudi menyabung ayam.
Temannya juga enggan berpuasa: “Wong saya masih suka nyolong
(mencuri), kok!”, tuturnya. Ada juga yang malas mengaji (baca
Quran) karena merasa masih suka baca buku cabul. Ada lagi yang
tidak mau bersedekah karena masih suka riya (tidak ikhlas).

Inilah paradigma sesat yang membuat jauh lebih sesat, sebab:
Kalau judinya jalan terus, kapan shalatnya?
Kalau nyolongnya semakin menjadi-jadi, kapan puasanya?
Kalau koleksi buku cabulnya terus bertambah, kapan baca Qurannya?
Kalau tidak pernah belajar ikhlas bersedekah, kapan sedekahnya?

Sejelek apapun kondisi kita saat ini, tetaplah berbuat baik.
Sebesar apapun dosa yang sering kita lakukan, berusahalah untuk
tetap beribadah. Ini rumusnya: “Sesungguhnya kebaikan itu dapat
melenyapkan keburukan (dosa)” (QS Hud:114).

Jadi yang benar adalah:
Jika ingin berhenti berjudi, maka shalatlah
Sesungguhnya kebaikan itu dapat melenyapkan keburukan

Jika ingin berhenti nyolong, maka berpuasalah
Sesungguhnya kebaikan itu dapat melenyapkan keburukan

Jika ingin meninggalkan bukku cabul, maka bacalah kitab suci
Sesungguhnya kebaikan itu dapat melenyapkan keburukan

Jika ingin melenyapkan riya dalam bersedekah, maka bersedekahlah
Sesungguhnya kebaikan itu dapat melenyapkan keburukan

Jika ingin meninggalkan keburukan, maka berbuat baiklah…
Sesungguhnya kebaikan itu dapat melenyapkan keburukan

Jika ingin meninggalkan maksiat, maka beribadahlah
“Sesungguhnya kebaikan itu dapat melenyapkan keburukan” (QS
Hud:114).


0 comments:

Posting Komentar

.

@ elhaniev-cyberultimate.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.