Seorang
gadis kecil nampak tersedu karena tak memilki pakaian yang cukup bagus
untuk dikenakan pada hari raya. Sementara di sekelilingnya, anak-anak
lain bercanda riang dengan pakaian-pakaian mereka yang bagus. Tak berapa
lama, seseorang mendekatinya dan bertanya gerangan apa yang membuatnya
sedih.
“Aku tak punya pakaian bagus seperti mereka...” kata gadis itu murung.
Ketika
ditanya keberadaan orangtuanya, laki-laki paruh baya yang tadi bertanya
merasa terharu, karena ayah si gadis telah gugur dalam peperangan
bersama Rasulullah dan kaum mukminin yang lain. Kemudian,
“Maukah
kamu kalau Muhammad Rasulullah menjadi ayahmu, Aisyah menjadi ibumu dan
Fatimah sebagai saudara perempuanmu?”. Segera gadis itu menyadari bahwa
yang sedari tadi menyapanya tidak lain Rasulullah Saw.
Satu
kata yang bisa menyimpulkan kisah diatas adalah Kasih Sayang. Kasih
sayang seorang Rasul terhadap ummatnya, kasih sayang seorang ayah
terhadap anak, kasih sayang mukmin terhadap mukmin lainnya.
Rasulullah-lah yang kemudian dalam berbagai ajarannya menjadikan kasih
sayang sebagai satu prinsip penting dan bagian utama ajaran Islam.
Dalam salah satu ayat-Nya, Allah menegaskan perintah berkenaan dengan Kasih Sayang tersebut. “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu ...” (QS. 49:10).
Jelaslah,
bahwa apa yang dicontohkan Rasulullah kepada ummatnya untuk saling
berkasih sayang merupakan cerminan dari perintah Allah karena hakikat
mukmin yang bersaudara itu. Dalam banyak hadistnya Rasulullah menegaskan
pentingnya memelihara kasih sayang dan cinta dalam persaudaraan.
Tentu
bukan tanpa makna sehingga Rasulullah begitu menekankan kasih sayang
ini agar menjadi koridor pergaulan antara sesama makhluk Allah. Tidak
sekedar sesama manusia (terlepas dia muslim atau bukan), tapi juga
terhadap makhluk Allah lainnya. Makna yang bisa ditangkap, tidak hanya
dari hakikat manusia yang membutuhkan cinta dan kasih sayang dalam
kehidupannya, melainkan jauh lebih luas dari pada itu.
Dennis
E Waitley, ahli nasional tentang prestasi tingkat tinggi dan
pengembangan pribadi asal AS, pernah menulis sebuah buku “Seeds Of
Greatness” (1993) yang mengetengahkan 10 Benih Kebesaran, rahasia sukses
total yang tersimpan secara sangat baik. Benih pertama yang dikemukakan
Waitley dalam buku yang sudah diterjemahkan dalam 32 bahasa itu adalah
“Benih Harga Diri”. Dalam bab tersebut ia bercerita tentang “Buckwheat”
seekor anjing Yorkshire Terrier yang lucu dengan rambut panjang. Suatu
ketika, setelah bermain lumpur di lapangan, rambut cantik anjing
tersebut tidak bisa dibersihkan, bahkan harus dipotong hingga nyaris
habis.
Sesampainya
di rumah, Buckwheat bukan lagi anjing yang cantik dan lucu, rambutnya
yang habis membuatnya lebih mirip tikus raksasa dari film cerita khayal
ilmiah di TV saat itu. Leah dan Halie, anak pemilik anjing tersebut
tertawa dan mengolok-olok Buckwheat karena tidak lagi menyerupai
Yorkshire yang cantik. Reaksi Bukcwheat terhadap olok-olokan itu adalah
dengan bersembunyi di bawah sofa ruang keluarga. Gemetaran dan
ketakutan. Ia duduk di sudut di dalam rumah selama dua hari dan gemetar
tak tertahankan kalau ada orang yang mendekatinya. Ia harus terus
disayang-sayang, dipeluk, dan dielus-elus oleh keluarga selama beberapa
hari sebelum ia yakin bahwa ia masih bisa diterima.
Waitley
mengatakan, dirinya menceritakan kisah tersebut karena ada satu
pelajaran yang sangat penting. Ketika Buckwheat kehilangan rambutnya
yang cantik, ia kehilangan lebih dari kecantikan. Tawa yang mengejek
menyatakan kepadanya bahwa ia tidak lagi termasuk dalam keluarga.
Gemetarannya tidak terutama disebabkan oleh rasa dingin; ia merasa
takut, sendirian, dan ditolak. Pendeknya, harga diri Buckwheat merosot
sampai nol. Menggigilnya ketakutan tidak jauh berbeda dari gemetarnya
beribu-ribu manusia yang bersembunyi dalam bayang-bayang penolakan. Dan
kembalinya harga diri Buckwheat – yang hanya dapat dicapai dengan banyak
elusan dan kasih sayang – dengan sempurna menggambarkan hadiah paling
berharga yang dapat diberikan atau diterima: hadiah kasih sayang.
Ada
banyak definisi dan interpretasi tentang kasih sayang. Waitley
menterjemahkan kasih sayang sebagai penerimaan tanpa syarat dan mencari
kebaikan. Dr. Gerald Jampolsky, seorang psikiater terkenal, penulis dan
pendiri Center for Attitudinal Healing (pusat penyembuhan sikap) di
Tiburon, California mengajar kepada anak-anak dan orang dewasa yang
mengalami krisis emosional dan fisik bahwa “kasih sayang melepaskan rasa
takut”.
Kasih
sayang adalah nilai yang terbaik dari segala-galanya. Namun untuk bisa
mencurahkan kasih sayang kepada orang lain, semestinya perasaan kasih
sayang itu sudah ada terlebih dahulu dalam diri kita. Jika tidak
terdapat perasaan tentang nilai yang dalam dan intern di dalam diri
kita, maka kita tidak mempunyai apa-apa untuk memberi atau membagi
dengan orang lain. Kita tidak dapat membagi atau memberi suatu emosi
kepada orang lain, kecuali jika kita pertama-tama mempunyai emosi itu di
dalam diri kita sendiri.
Ada
teman yang pernah bertanya, “Adakah kaitan antara kesuksesan dengan
pengalaman hidup masa lalu dan saat ini?”. Setelah mengetahui rahasia
kasih sayang seperti diatas, dengan tenang saya mengatakan, Kasih sayang
dapat menumbuhkan harga diri yang sangat berharga bagi seseorang. Dan
itulah (harga diri) salah satu modal utama seseorang dalam meraih kesuksesan.
0 comments:
Posting Komentar